MAKALAH KONSEP KELUARGA
Dikutip Kembali Oleh :
Nama :
Ayu Tri Widiyanti
Kelas/Semester : 2B / 4
NIM :
201401062
Prody :
S1 Keperawatan
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO
TAHUN 2016
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas terselesainya
makalah ini dengan judul ‘’Konsep Dasar Keluarga” sebagai penugasan mata kuliah
Keperawatan Komunitas 1.
Penulis
mengucapkan terima kasihpada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan
makalah ini. Kiranya dapat berguna bagi pendidikan kesehatan khususnya bagi
perawat dan pembaca
Penulis
sadar bahwa makalah ini masih jauhdari sempurna.kami mengharapkan kritikserta
saran yang membangun dari seluruh pembaca sehingga makalah ini menjadi lebih
sempurna.
Mojokerto,22 Maret 2016
(Ayu Tri Widiyanti)
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang secara terus menerus
mengakibatkan tingkat pendidikan dan teknologi semakin maju. Orang dengan mudah
berobat dan tidak takut dengan penyakit berbahaya. Tapi hal ini dipengaruhi
oleh peningkatan biaya pengobatan sementara masyarakat, masih banyak yang hidup
dibawah garis kemiskinan. Oleh karena itu masyarakat Indonesia harus sudah
mengenal kesehatan keluarga dari sekarang agar masyarakat mengenal arti
pentingnya kesehatan dan oleh sebab itu disini akan dibahas tentang konsep
keperawatan keluarga dalam keperawatan di Indonesia. Agar masyarakat Indonesia
hidup sehat keperawatan keluarga merupakan salah satu area spesalis dalam
keperawatan yang berfokus kepada keluarga sebagai target pelayanan. Tujuan dari
keperawatan keluarga adalah untuk meningkatkan kesehatan keluarga secara
menyeluruh dan setiap anggota keluarga.
Salah
satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah keluarga. Keluarga adalah unit
terkecil dalam masyarakat merupakan klien keperawatan atau si penerima asuhan
keperawatan. Keluarga berperan dalam menentukan cara asuhan yang diperlukan
anggota keluarga yang sakit. Keberhasilan keperawatan di rumah sakit dapat
menjadi sia-sia jika tidak dilanjutkan oleh keluarga. Secara empiris dapat
dikatakan bahwa kesehatan anggota keluarga dan kualitas kehidupan keluarga
menjadi sangat berhubungan atau signifikan.
Keluarga
menempati posisi diantara individu dan masyarakat, sehingga dengan memberikan
pelayanan kesehatan kepada keluarga, perawat mendapat dua keuntungan sekaligus.
Keuntungan pertama adalah memenuhi kebutuhan individu, dan keuntungan yang
kedua adalah memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam pemberian pelayanan kesehatan
perawat harus memperhatikan nilai-nilai dan budaya keluarga sehingga dapat
menerima. Maka dari itu penulis akan meninjau beberapa tinjauan kepustakaan
untuk melengkapi teori teori dasar mengenai kosep dasar keluarga.
1.2 Rumusan Masalah
Ada beberapa
masalah yang dirumuskan yaitu :
1.2.1
Apa yang dimaksud keluarga ?
1.2.2
Apa saja Tipe/Bentuk Keluarga ?
1.2.3
Siapa Pemegang Kekuasaan Dalam Keluarga ?
1.2.4
Apa saja Tugas Perkembangan Keluarga ?
1.2.5
Bagaimana Struktur Keluarga itu ?
1.2.6
Apa sajakah Peranan Keluarga ?
1.2.7
Apa saja Fungsi Keluarga ?
1.3 Tujuan
Tujuan dalam
pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.3.1
Untuk mengetahui dan memahami arti/definisi dari
keluarga
1.3.2
Untuk mengetahui dan memahami tipe/bentuk dari keluarga
1.3.3
Untuk mengetahui dan memahami siapa pemegang
kekuasaaan tertinggi dalam keluarga
1.3.4
Untuk mengetahui tugas perkembangan keluarga
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Definisi Keluarga
Keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan anak
tempat anak belajar dan mengatakan sebagai makhluk sosial. Dalam keluarga
umumnya anak melakukan interaksi yang intim. Keluarga adalah sekumpulan orang
yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan
menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan
fisik, mental, emosional dan sosial dari tiap anggota keluarga (Duval, 1972
dalam Setiadi 2008).
Mubarak, dkk (2009) keluarga merupakan perkumpulan dua atau
lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan
tiap-tiap anggota keluarga selalu berinteraksi satu dengan yang lain.
Menurut Slameto (2006) keluarga adalah lembaga pendidikan
yang pertama dan utama bagi anak-anaknya baik pendidikan bangsa, dunia, dan
negara sehingga cara orang tua mendidik anak-anaknya akan berpengaruh terhadap
belajar.
Menurut Silvicon G Bailon dan Aracelis Maglaya (2005),
keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan
darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah
tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di dalam perannya masing-masing
menciptakan serta mempertahankan kebudayaan.
2.2 Tipe/Bentuk Keluarga
Keluarga merupakan salah satu bagian dari bidang garap
dunia keperawatan, oleh karena itu supaya perawat bisa memberikan asuhan
keperawatan dengan tepat, perawat harus memahami tipe keluarga yang ada yaitu
sebagai berikut :
2.2.1
Tradisional
a.
The Nuclear family (keluarga inti) : keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak
b.
The dyad family : keluarga yang terdiri dari suami dan
istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam satu rumah.
c.
Keluarga usila : Keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang sudah tua
dengan anak yang sudah memisahkan diri.
d. The childless family : Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak
terlambat waktunya yang disebabkan karena mengejar karier/pendidikan yang
terjadi pada wanita.
e. The extended family : Keluarga yang terdiri dari
dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah, seperti nuclear family
disertai: paman, tante, orang tua (kakek-nenek), keponakan
f. The single parent family : Keluarga yang terdiri dari
satu orang tua (ayah atau ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui
proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hokum pernikahan)
g.
Commuter family : Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah
satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja di luar
kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pad saat ”weekend”
h.
Multigenerational family : Keluarga dengan beberapa
generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah.
i.
Kin-network family : Beberapa keluarga inti
yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan saling menggunakan
barang-barang dan pelayanan yang sama (contoh: dapur, kamar mandi, televisi,
telepon,dll)
j.
Blended family : Duda atau janda (karena
perceraian) yang menikah kembali dan membesarkan anak dari perkawinan
sebelumnya.
k.
The single adult living alone/single adult family : Keluarga yang terdiri dari
orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan (perceraian
atau ditinggal mati)
2.2.2
Non-Tradisional
a. The unmarried teenage mother : Keluarga yang terdiri dari orang tua
(terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah.
b. The stepparent family : Keluarga dengan orang tua tiri
c. Commune family : Beberapa pasangan keluarga (dengan
anaknya) yang tidak ada hubungan saudara yang hidup bersama dalam satu rumah,
sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan
melalui aktivitas kelompok/membesarkan anak bersama.
d. The nonmarital heterosexsual
cohabiting family : Keluarga yan ghidup bersamaberganti-ganti
pasangan tanpa melalui pernikahan
e. Gay and lesbian families : Seseorang yang mempunyai persamaan sex
hidup bersama sebagaimana ”marital pathners”
f. Cohabitating couple : Orang dewasa yang hidup bersama diluar
ikatan pernikahan karena beberapa alasan tertentu
g. Group-marriage family : Beberapa orang dewasa yang menggunakan
alat-alat rumah tangga bersama, yang saling merasa telah saling menikah satu
dengan yang lainnya, berbagi sesuatu termasuk sexsual dan membesarkan anak.
h. Group network family : Keluarga inti yang dibatasi oleh set
aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan
barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan, dan bertanggung jawab
membesarkan anaknya
i.
Foster family : Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara di dalam
waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan
untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.
j.
Homeless family : Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen
karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem
kesehatan mental.
k. Gang : Sebuah
bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang mencari ikatan
emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian tetapi berkembang dalam
kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.
2.3 Pemegang Kekuasaan dalam Keluarga
Pemegang kekuasaaan
dalam keluarga dibagi menjadi 3 yaitu :
2.3.1
Patriakal, yang dominan dan
memegang kekuasaan dalam keluarga dalah pihak ayah
2.3.2
Matriakal, yang dominan dan
memegang kekuasaan dalam keluarga adalah pihak ibu
2.3.3
Equlitarian, yang memegang dalam
keluarga adalah ayah dan ibu
2.4 Tugas Perkembangan Keluarga
Tahap perkembangan dibagi menurut
kurun waktu tertentu yang dianggap stabil.Menurut Rodgers cit Friedman (1998),
meskipun setiap keluarga melalui tahapanperkembangan secara unik, namun secara
umum seluruh keluarga mengikuti pola yangsama. Tahap perkembangan keluarga
menurut Duvall dan Milller (Friedman, 1998).
2.4.1
Pasangan
Baru
Keluarga
baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki (suami) danperempuan (istri)
membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah danmeninggalkan keluarga
masing-masing.Meninggalkan keluarga bisa berartipsikologis karena kenyataannya
banyak keluarga baru yang masih tinggal denganorang tuanya. Dua orang yang
membentuk keluarga baru membutuhkan penyesuaian peran danfungsi.Masing-masing
belajar hidup bersama serta beradaptasi dengan kebiasaansendiri dan
pasangannya, misalnya makan, tidur, bangun pagi dan sebagainya.
Adapun tugas perkembangan, yaitu :
a. Membina hubungan intim danmemuaskan.
b. Membina hubungan dengan keluarga
lain, teman dan kelompok sosial.
c. Mendiskusikan rencana memiliki anak.
Keluarga
baru ini merupakan anggota dari tiga keluarga ; keluarga suami, keluarga, istri
dan keluarga sendiri.
2.4.2
Keluarga
“child bearing” kelahiran anak pertama
Dimulai
sejak hamil sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak berumur 30
bulan atau 2,5 tahun.Tugas perkembangan kelurga yang penting pada tahap ini
adalah:
a.
Persiapan
menjadi orang tua.
b.
Adaptasi
dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan sexual dan
kegiatan.
c.
Mempertahankan
hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
Peran utama perawat adalah mengkaji
peran orang tua; bagaiaman orang tuanberinteraksi dan merawat bayi. Perawat
perlu menfasilitasi hubungan orang tua danbayi yang positif dan hangat sehingga
jalinan kasih sayang antara bayi dan orang tuadapat tercapai.
2.4.3
Keluarga
dengan anak pra sekolah
Tahap ini dimulai saat anak pertama berumur
2,5 tahun dan berakhir saat anak berusia 5 tahun. Tugas perkembangan :
a.
Memenuhi
kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa
aman.
b.
Membantu
anak untuk bersosialisasi.
c.
Beradaptasi
dengan anaky baru lahir, sementara kebutuhan anak lain juga harus terpenuhi.
d.
Mempertahankan
hubungan yang sehat baik didalam keluarga maupun dengan masyarakat.
e.
Pembagian
waktu untuk individu, pasangan dan anak.
f.Pembagian tanggung jawab anggota
keluarga.
g.
Kegiatan
dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang.
2.4.4
Keluarga
dengan anak sekolah
Tahap ini dimulai saat anak berumur
6 tahun (mulai sekolah ) dan berakhir padasaat anak berumur 12 tahun. Pada
tahap ini biasanya keluarga mencapai jumlahmaksimal sehingga keluarga sangat
sibuk.Selain aktivitas di sekolah, masing-masinganak memiliki minat
sendiri.Dmikian pula orang tua mempunyai aktivitas yangberbeda dengan
anak.Tugas perkembangan keluarga :
b.
Mempertahankan
keintiman pasangan.
c.
Memenuhi
kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk kebutuhan
untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga.
Pada
tahap ini anak perlu berpisah dengan orang tua, memberi kesempatan pada anak
untuk nbersosialisasi dalam aktivitas baik di sekolah maupun di luar sekolah.
2.4.5
Keluarga
dengan anak remaja
Dimulai saat anak berumur 13 tahun
dan berakhir 6 sampai 7 tahun kemudian.Tujuannya untuk memberikan tanggung
jawab serta kebebasan yang lebih besaruntuk mempersiapkan diri menjadi orang
dewasa.Tugas perkembangan :
a.
Memberikan
kebebasan yang seimbnag dengan tanggung jawab.
b.
Mempertahankan
hubungan yang intim dengan keluarga.
c.
Mempertahankan
komunikasi yang terbuka antara anak dan orang tua. Hindari perdebatan,
kecurigaan dan permusuhan.
d.
Perubahan
sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga.
Merupakan
tahap paling sulit karena orang tua melepas otoritasnya danmembimbing anak
untuk bertanggung jawab.Seringkali muncul konflik orang tuadan remaja.
2.4.6
Keluarga
dengan anak dewasa
Dimulai pada saat anak pertama
meninggalkan rumah dan berakhir pada saat anakterakhir meninggalkan
rumah.Lamanya tahapan ini tergantung jumlah anak dan adaatau tidaknya anak yang
belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua.Tugas perkembangan :
a.
Memperluas
keluarga inti menjadi keluarga besar.
b.
Mempertahankan
keintiman pasangan.
c.
Membantu
orang tua memasuki masa tua.
d.
Membantu
anak untuk mandiri di masyarakat.
e.
Penataan
kembali peran dan kegiatan rumah tangga.
2.4.7
Keluarga
usia pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat anak
yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhirsaat pensiun atau salah satu
pasangan meninggal. Pada beberapa pasangan fase inidianggap sulit karena masa
usia lanjut, perpisahan dengan anak dan perasaan gagalsebagai orang tua.Tugas
perkembangan :
a.
Mempertahankan
kesehatan.
b.
Mempertahankan
hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-anak.
c.
Meningkatkan
keakraban pasangan.
Fokus
mempertahankan kesehatan pada pola hidup sehat, diet seimbang, olah raga rutin,
menikmati hidup, pekerjaan dan lain sebagainya.
2.4.8
Keluarga
usia lanjut
Dimulai saat pensiun sanpai dengan
salah satu pasangan meninggal dan keduanya meninggal. Tugas perkembangan :
a. Mempertahankan suasana rumah yang
menyenangkan.
b. Adaptasi dengan perubahan kehilangan
pasangan, teman, kekuatan fisik dan pendapatan.
c. Mempertahankan keakraban suami/istri
dan saling merawat.
d. Mempertahankan hubungan dengan anak
dan sosial masyarakat.
e. Melakukan life review.
f. Mempertahankan penataan yang
memuaskan merupakan tugas utama keluarga pada tahap ini.
2.5 Struktur
Keluarga
2.5.1
Struktur
Keluarga Berdasarkan garis keturunan
a. Patrilinear.
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari anak,saudara sedarah, dalam berbagai
generasidimana hubungan itu menurut garis keturunan ayah.
b. Matriliniar.Adalah
keluarga sedarah yang terdiri dari anak, saudara dalam berbagai generasi dimana
hubungan itu menurut garis keturunan ibu.
2.5.2
Berdasarkan
jenis perkawinan
a. Monogami adalah
keluarga dimana terdapat seorang suami dan istri.
b. Poligami adalah
keluarga diman terdapat seorang suami dan lebih dari orang istri
2.5.3
Berdasarkan
pemukiman
a. Patrilokal
adalah pasangan suami istri,tinggal bersama atau dekat keluarga sedarah suami
b. Matrilokal
adalah pasangan suami istri, tinggal bersama atau dekat dengan sedarah istri.
c. Neolokal adalah
pasangan suami istri, tinggal jauh dari keluarga suami maupun istri.
2.5.4
Berdasarkan kekuasaan
a. Keluarga
kabapaan. Dalam keluarga suami memegang peranan paling penting
b. Keluarga
keibuan. Dalam hubungan keluarga istri memegang peranan paling penting
c. Kaluarga
setara. Peranan suami istri kurang lebih seimbang.
2.6 Peranan
Keluarga
Posisi
dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan
pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat. Berbagai peranan yang
terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :
2.6.1
Peranan
Ayah : Ayah sebagai suami dari istri dan
anak-anak, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi
rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya
serta sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat
dari lingkungannya.
2.6.2
Peranan
Ibu : Sebagai istri dan ibu dari
anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai
pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok
dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya,
disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam
keluarganya.
2.6.3
Peranan
Anak : Anak-anak melaksanakan peranan
psikosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan
spiritual.
2.7 Fungsi
Keluarga
2.7.1
Fungsi
Pendidikan.
Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan menyekolahkan anak untuk
mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak bila kelak dewasa
2.7.2
Fungsi
Sosialisasi Anak.
Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini adalah bagaimana keluarga
mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.
2.7.3
Fungsi
Perlindungan.
Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari tindakan-tindakan yang
tidak baik sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman.
2.7.4
Fungsi
Perasaan. Tugas
keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara instuitif merasakan perasaan dan
suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar
sesama anggota keluarga. Sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan
keharmonisan dalam keluarga.
2.7.5
Fungsi
Religius. Tugas
keluarga dalam fungsi ini adalah memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota
keluarga yang lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk
menanamkan keyakinan bahwa ada keyakinan lain yang mengatur kehidupan ini dan
ada kehidupan lain setelah di dunia ini.
2.7.6
Fungsi Ekonomis. Tugas kepala keluarga dalam hal ini
adalah mencari sumber-sumber kehidupan dalam memenuhi fungsi-fungsi keluarga
yang lain, kepala keluarga bekerja untuk mencari penghasilan, mengatur
penghasilan itu, sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi rkebutuhan-kebutuhan
keluarga.
2.7.7
Fungsi
Rekreatif. Tugas
keluarga dalam fungsi rekreasi ini tidak harus selalu pergi ke tempat rekreasi,
tetapi yang penting bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dalam
keluarga sehingga dapat dilakukan di rumah dengan cara nonton TV bersama,
bercerita tentang pengalaman masing-masing, dsb.
2.7.8
Fungsi
Biologis. Tugas
keluarga yang utama dalam hal ini adalah untuk meneruskan keturunan sebagai
generasi penerus.
2.7.9
Memberikan kasih sayang,perhatian,dan rasa aman
diaantara keluarga, serta membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perkembangan keluarga merupakan
proses perubahan yang terjadi pada sistem keluarga meliputi; perubahan pola
interaksi dan hubungan antar anggota keluarga disepanjang waktu. Perubahan ini
terjadi melalui beberapa tahapan atau kurun waktu tertentu.Pada setiap tahapan
mempunyai tugas perkembangan yang harus dipenuhi agar tahapan tersebut dapat
dilalui dengan sukses.
Dari definisi dapat disimpulkan
bahwa keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan
adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap
anggota keluarga.
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku
interpersonal, sifat, kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi
dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan
pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
3.2 Saran
Upaya untuk meningkatkan pengetahuan tentang keluarga melalui pendalaman keluarga sesuai jenjang merupakan langkah yang tepat dilakukan guna mencapai kebutuhan
kesehatan keluarga yang optimal.Upaya
ini perlu dikembangkan dan ditingkatkan, untuk itu perlu dukungan oleh
pihak-pihak yang peduli terhadap kesehatan keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
Mubarak, Wahid Iqbal. 2009. Ilmu
Pengantar Komunitas. Jakarta : Salemba Medika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar